Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Selasa, 24 Agustus 2010

Hari Bakar Quran Sedunia Bisa Picu PD-3 Seperti Ramalan Baba Vanga?

Menurut berita, dalam rangka peringatan atas serangan gedung WTC di New York, Amerika Serikat (AS) pada tanggal 11 September 2001 lalu atau yang dikenal dengan peristiwa 9/11, sebuah gereja yang dikenal anti-Islam di Florida sedang merencanakan upacara pembakaran salinan kitab suci Alquran secara masal yang disebutnya “Everybody Burn Quran Day”. Hari tersebut bertepatan dengan Hari Sabtu tanggal 2 Syawal 1431 Hijriah, hari kedua Idul Fitri yang dirayakan oleh Umat Islam sedunia.

Gereja yang bernama The Dove World Outreach Center di Gainesville, Florida tersebut telah mempromosikan di situsnya dan situs jejaring sosial lainnya salinan kitab suci umat Muslim yang akan dibakar. Gereja itu menyerukan secara berulang-ulang ajakannya itu agar merayakan “Hari Pembakaran Quran bagi Setiap Orang” untuk mengenang korban yang jatuh pada 11 September dan tetap melawan kejahatan Islam.”

Sebelumnya gereja kontroversial tersebut juga mengedarkan kaos bertuliskan “Islam adalah setan” dan si pemimpinnya, Dr. Terry Jones, menerbitkan sebuah buku dengan judul yang sama serta menempatkan posternya di luar gereja.

Perlawanan terjadi di seluruh dunia terhadap rencana tersebut, seperti kampanye tandingan di jejaring sosial Facebook dengan judul “In Protest of International Burn a Koran Day” and “Against Everybody Burn Quran Day”. [1]

Umat Islam jangan terprovokasi

Menanggapi berita tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau umat Islam agar tidak terpancing dengan rencana aksi bakar Alquran dalam peringatan insiden 11 September di Amerika Serikat tersebut. Umat Islam juga jangan terpengaruh dan terprovokasi dengan gerakan sekelompok orang yang membenci Islam.

Ketua MUI Bidang Kerukunan Antarumat Beragama, Slamet Effendy Yusuf, meyakinkan bahwa umat Islam jangan gusar dengan rencana mereka itu, sebab Alquran akan tetap terpelihara sepanjang zaman, karena yang dibakar hanya merupakan naskah salinan, sedangkan isi dan nilai Alquran tidak akan hilang satu kalimat pun karena sudah ada pada jiwa umat Islam, sudah ada pada hafalan umat Islam. “Jadi sangat keliru kalau membakar Alquran untuk menghapuskan Islam,” tandasnya. [2]

Kemarahan umat Islam dunia dan Resiko Perang Dunia Ke-3

Himbauan MUI di atas adalah untuk umat Islam di Indonesia. Namun bagaimana dengan umat Islam di negara-negara lainnya. Bagaimana dengan negara-negara yang menjadikan Islam sebagai agama negara dan bangsanya? Bukankah mereka juga merasa terhina kalau kitab sucinya dibakar secara frontal dengan dirayakan secara besar-besaran? Semua itu bisa menjadi pencetus sebuah perang karena alasan agama.

Saya tidak ingin memperpanjang tulisan ini dengan prediksi-prediksi yang bersifat ramalan seperti ramalan Nabiah Baba Vanga yang mengatakan bahwa Perang Dunia ke-3 akan dimulai pada November 2010 dan berakhir Oktober 2014. [3]
Saya hanya ingin menyadarkan Anda semua yang berlatar belakang agama dan keyakinan apa pun bahwa keadaan ini tidak sesederhana yang anda duga, karena saat ini moncong rudal-rudal balistik berhulu ledak nuklir sedang diarahkan oleh negara-negara seperti Iran, Pakistan, Korea Utara, Amerika Serikat atau negara-negara lain ke arah yang tidak diketahui secara pasti oleh kita.

Satu saja dari rudal balistik tersebut dilepaskan, misalnya oleh Iran atau Pakistan – Pakistan diketahui melindungi dan bersimpati dengan kelompok Taliban – disebabkan kemarahan umat Islam di seluruh dunia yang menuntut tindakan balasan atas insiden pembakaran Alquran itu seandainya benar-benar dilakukan, ke kota New York, AS, maka tidak ada yang bisa menjamin bahwa tidak akan terjadi serangan balasan, yang berlanjut dengan perang berkepanjangan. Belum lagi dengan kemungkinan adanya pertikaian lokal dan regional yang dipicu oleh insiden pembakaran Quran ini, kalau benar-benar terjadi.

Ingat, sebuah perang besar bisa saja dipicu oleh hal-hal yang lebih kecil. Seperti terjadinya Perang Dunia I yang dipicu oleh masalah regional, yakni dibunuhnya Pangeran Franz Ferdinand von Habsburg dari Austria-Hungaria (sekarang Austria) oleh anggota kelompok teroris Serbia, Gavarillo Princip di Sarajevo. Perang ini kemudian menjadi perang terbesar pertama di dunia berdasarkan jumlah tentara yang dilibatkan dan jumlah korbannya.

Negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia I di satu pihak adalah Rusia, Perancis, Britania Raya (Inggris), Kanada, Italia, dan Amerika Serikat dalam blok sekutu, sementara di pihak lain adalah Austria-Hungaria, Jerman, Kekaisaran Ottoman, dan Bulgaria dalam blok sentral. Perang ini berlangsung dari tanggal 28 Juli 1914 sampai dengan 11 November 1918 (4 tahun lebih) dan telah menewaskan 9.906.000 orang, 21.219.000 orang terluka dan 7.750.000 orang hilang dari kedua belah kelompok. [4]

Apalagi rencana pembakaran salinan Alquran seperti yang akan dilakukan oleh sebuah gereja di Florida, AS itu. Bagi mereka mungkin hanya membakar setumpuk kertas, tetapi bagi umat Islam seperti membakar badan dan jiwa mereka. Saya tidak bisa membayangkan efek berantai akibat insiden itu kalau tidak sempat dicegah kejadiannya.

Umat beragama sedunia harus bersatu-padu untuk mencegah insiden pemicu Perang Dunia ke-3 ini – pembakaran salinan Alquran di Amerika Serikat – agar tidak terjadi. Karena tidak ada yang bisa terlepas dari penderitaan, sebab perang ini akan berlangsung secara global, melibatkan banyak negara dengan persenjataan canggih dan ultra modern.

Bukan perkara siapa yang akan menjadi pemenang, tapi seberapa banyak manusia yang akan tewas tanpa mengenal latar belakang suku, bangsa dan agama, dan seberapa banyak kerusakan infrastruktur yang akan menyeret manusia yang masih hidup kepada kemiskinan, kelaparan dan penyakit akibat perang dan radiasi kimiawi dari penggunaan senjata nuklir dan biologi di seluruh dunia. Resiko perang tersebut bisa menimpa siapa saja, termasuk saya dan Anda. Na’udzubillahi min dzaalik.

sumber : http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=17692&post=1

Bookmark and Share