Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Kamis, 04 Februari 2010

"SBY Sendiri yang Tafsirkan Kerbau Itu Gendut dan Lamban"

Jakarta, (tvOne)
Kerbau tiba-tiba menjadi selebritis alias bintang pemberitaan minggu ini. Hewan yang dipercaya ilmuwan asli Asia ini mendadak muncul menjadi berita utama setelah demonstran yang tergabung dalam Pemuda Cinta Tanah Air menggunakannya dalam aksi 28 Januari 2010.

Kerbau berbadan gempal itu muncul di Bundaran Hotel Indonesia dalam keadaan dicocok hidungnya. Di badannya, tertulis "Si Bu Ya" dengan S, B dan Y yang besar. Di pantatnya, ada pula foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono.

Saat demonstrasi terjadi, polisi bertindak sigap, demonstran yang mengkritik pemerintahan itu dilarang mengerahkan Si Bu Ya itu ikut demonstrasi menuju Istana. "Aparat mengancam, kalau tak dikeluarkan, akan disita. Kami takut juga, soalnya ini kerbau milik orang lain, harganya sampai Rp 15 juta," kata Yoseph Rizal, demonstran yang membawa kerbau itu kepada tvOne, Kamis (4/3).

Ujung cerita, kerbau itu batal berdemonstrasi ke Istana. Namun, hari itu, kerbau yang masih satu keluarga dengan anoa itu menjadi bintang pemberitaan di media sampai keesokan harinya. Berita ini rupanya sampai ke Presiden SBY. Saat membuka rapat kerja dengan gubernur dan staf presiden di Istana Cipanas, 2 Februari 2010, SBY menyinggung soal kerbau ini.

SBY mengaku tidak mempersoalkan aksi tersebut. Tanpa menganggu kebebasan demokrasi, SBY mengingatkan perlunya dijaga pranata sosial, hukum dan perilaku dalam aksi demo. "Contohnya, banyak orang yang beri masukan, Pak SBY apa cocok dengan speaker keras sekali dikatakan 'SBY maling', 'Boediono maling', 'menteri maling'," kata dia seperti dilansir Vivanews.

SBY bahkan mengatakan, "Ada yang membawa kerbau. SBY badannya seperti kerbau, malas dan besar seperti kerbau."

Pantulan SBY yang seperti ini membuat si kerbau kembali menjadi bintang berita. Di situs pertemanan Facebook dan bahkan situs Twitter, kerbau menjadi salah satu topik menarik diperbincangkan. Kerbau menjadi binatang minggu ini. "Pagi-pagi agak lucu liat judul headline MetroTV: "SBY curhat soal kerbau," tulis seorang pengguna Twitter pagi ini.

Lawan-lawan politik SBY buru-buru menyebut pernyataan SBY sebagai curhat alias berkeluh-kesah. Politisi Gerindra, Desmond J Mahesa, menyebut tak seharusnya Presiden yang menyampaikan langsung soal kerbau itu. Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso juga menyatakan, seharusnya bukan presiden yang mengkritik "kerbau" itu.

Partai Demokrat, sebagai anak buah, langsung buru-buru mengklarifikasi. Meski terkesan telat dibanding Ketua Dewan Pembinanya, Ketua Demokrat Anas Urbaningrum menyebut pernyataan SBY mengkritik, bukan curhat. "Jika SBY bicara dan mengkritik demonstrasi yang diekspresikan dengan kerbau, teriakan maling, membakar foto, dan sebagainya, karena SBY amat peduli dengan etika politik," kata Anas.

Sementara Akbar Tandjung, Ketua Dewan Pertimbangan Golkar, menyatakan "kerbau" itu tak seharusnya disikapi berlebihan. Hujatan, kecaman dan bahkan sindiran, kata Akbar, adalah risiko yang harus diterima seorang pemimpin.

Lalu, bagaimana komentar si Yoseph Rizal, si pembawa kerbau, itu sendiri? "Kami tak bermaksud menyamakan kerbau itu dengan SBY. Tapi ternyata kemarin SBY sendiri yang menafsirkan kerbau itu sebagai gendut, montok dan lamban," katanya.

sumber :
tulisan : gatra.com, bunyu online
gambar : agoratulsa.com

Bookmark and Share

Tidak ada komentar: