Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Kamis, 11 Februari 2010

Video Ruhut Sitompul VS Akbar Faisal Di Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta: Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, Kamis (28/1), sudah berjalan 100 hari. Bersamaan dengan itu, unjuk rasa di sejumlah tempat termasuk di Istana Merdeka berlangsung. Para demonstran menagih janji 100 hari pemerintahan SBY-Boediono.

Menurut Akbar Faisal, anggota DPR dari Fraksi Hanura, dalam dialog dengan SCTV, sebenarnya Presiden tak perlu mengeluarkan ukuran kinerja pemerintahannya. Akbar meragukan keberhasilannya karena sebenarnya masyarakat juga tidak mengetahui parameter kinerja pemerintahan SBY-Boediono. Apakah sejak dilantik atau saat SBY berbicara di depan National Summit. "Tak perlu mengatakan itu, bekerja saja," kata Akbar. "Sampai hari ini saya belum mendengar ada menteri yang mengatakan, ini program saya," imbuhnya.

Sementara itu, anggota DPR dari Fraksi Demokrat, Ruhut Sitompul, menilai program 100 hari sudah tepat dicanangkan Presiden SBY. Hanya saja, kata Ruhut, Presiden bukan pemain sulap. Di mata Ruhut, program kerja 100 hari ibarat membuat fundamen sebuah rumah. "Suatu saat fundamen ini akan naik," kata Ruhut.

Menurut Ruhut, kinerja pemerintahan SBY-Boediono selama 100 hari sudah bagus. Semua pembantu Presiden sudah bekerja dengan baik. Perekonomian berjalan dengan baik, begitu juga di bidang hukum. "Siapa pun yang diindikator korupsi pasti masuk penjara. Saya bangga SBY mengatakan hukum sebagai panglima," kata Ruhut.

Menanggapi penilaian lembaga survei yang menyebutkan bahwa popularitas SBY telah menurun, Ruhut meminta semua mayarakat bersabar. "Ibarat bawa mobil berjalannya pelan-pelan dulu," jawab Ruhut [baca: Survei Membuktikan, Popularitas SBY Turun].

Namun Akbar tetap menilai selama ini pemerintahan SBY belum bekerja. Akbar masih mempertanyakan parameter progam kerja dan pencapaiannya, setidaknya dalam tiga hal, yakni perekonomian, kesejahteraan rakyat dan politik, hukum, dan keamanan.(IAN)

Bookmark and Share

Tidak ada komentar: