Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Kamis, 11 Februari 2010

Ruhut Sitompul ngambek dengan TV One [Ruhut Seperti Luna Maya]

Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul ngambek dengan TV One karena tidak diberi waktu bicara. Ruhut dinilai sama seperti Luna Maya yang ngambek pada infotainment.

"Ini kan kasusnya sama dengan Luna Maya," kata anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Muhammad Izzul Muslimin kepada INILAH.COM, di Jakarta, Sabtu (19/12).

Menurut Izzul, komplain atau marah terhadap stasiun penyiaran itu boleh-boleh saja, setiap orang kan memiliki hak tersebut. Asalkan jangan menggunakan kekerasan.

"Itu hak dia (Ruhut) selama tidak menggunakan sikap kekerasan seperti memukul, mengucapkan kata-kata kotor. Itu pantas saja," ujar Izzul.

Izzul juga mengatakan, jika Ruhut mengancam tidak akan lagi mau untuk diwawancara oleh TV One itu hak Ruhut. Karena Ruhut, tutur dia, yang akan menanggung resikonya sendiri. "Tapi alangkah lebih baik jika sebagai publik figur harusnya memperhitungkan kata-katanya," imbuhnya.

Dalam perseteruan antara Ruhut dengan TV One, lanjut Izzul, KPI tidak akan turut campur. Sebab konflik itu adalah masalah pribadi, biarkan diselesaikan antara Ruhut dan TV One.

"KPI bukan mediator, kecuali kalau diminta bisa saja KPI menjembatani. Tapi selama tidak diminta kita tidak bisa ikut di dalamnya," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, acara Kabar Malam di TV One, yang disiarkan live dari Hotel Nikko, Jakarta, Jumat (18/12), diwarnai dengan adegan Ruhut Sitompul mengancam tidak mau diwawancarai lagi di televisi itu.

Insiden ini terjadi di menit-menit terakhir penayangan, sekitar pukul 22.30 WIB. Saat itu, pembawa acara Rahma Sarita akan menutup acara dan mengucapkan selamat malam pada penonton.

Tiba-tiba, Ruhut Sitompul, anggota DPR dari Fraksi Demokrat mengatakan, ''Lho, kasih saya kesempatan bicara dong. Dari tadi kok mereka terus yang dikasih bicara. TV One jangan begitu. Kapan-kapan, saya nggak mau lagi diwawancara sama TV One.''

Ruhut memang terlihat kesal. Dalam acara yang dimulai pukul 22.00, tema yang dimunculkan adalah tentang imbauan Pansus Hak Angket kasus Bank Century pada Wapres Boediono dan Menkeu Sri Mulyani untuk non-aktif. Di sela acara itu, sempat ditayangkan live konferensi pers Presiden SBY langsung dari Denmark.

Usai live dari Denmark, Rahma Sarita mewawancari narasumber yang juga dihadirkan di acara itu, Maruarar Sirait. Ara menanggapi bahwa itu adalah hak presiden. Ruhut hanya diberi sedikit kesempatan, untuk kemudian Rahma mengomentari bahwa pernyataan Presiden SBY itu sudah bisa diduga sebelumnya. Saat itulah Ruhut terlihat agak kesal. [win/mut]

sumber: http://www.inilah.com
jangan lupa tinggalkan komentar ya..??

Bookmark and Share

Tidak ada komentar: