Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Rabu, 10 Februari 2010

Statemen menarik dari Politisi Ruhut

Menarik melihat komentar abang Ruhut Sitompul pada beberapa sidang Pansus Century. Telah banyak kutipan mengenai Ruhut di situs-situs Internet. Satu hal yang masih mengganjal bagi saya

“Mengapa Abang Ruhut ini selalu atau sering menjadi Juru Bicara bagi Fraksi Demokrat di Pansus Century?


Ada yang bisa menjawab? Menurut saya partai Demokrat selalu memilih kader terbaik untuk berbicara di depan publik, contoh saja Andi Malarangeng brothers, Anas Urbaningrum, Sultan Bhatoegana, dll. Beberapa orang yang saya sebutkan sangat santun dan hebat dalam bersilat kata untuk mengalihkan pembicaraan dan menggiring opini publik dan terkadang memang benar dan berhasil, sekalipun tidak jarang kurang detail, normatif dan logika yang dipakai belum bisa saya capai (tidak bisa ter-logika-kan oleh otak cetek saya) Saya kutipkan dari Wikipedia dan beberapa situs lain mengenai beberapa statement Ruhut :

“Rajam”

Pada 20 Desember 2009, Ruhut kembali mengeluarkan pernyataan yang bombastis bahwa ia rela dirajam (dilempar batu sampai mati), jika Boediono (Wakil Presiden Republik Indonesia) dan Sri Mulyani (Menteri Keuangan) hadir bila dipanggil oleh Panitia Khusus (Pansus) Bank Century.

“Saya akan menjamin saat Boedi dipanggil tidak datang, Sri Mulyani tidak datang saat dipanggil. Teman-teman bisa panggil saya keluar, rajam saya, cabut nyawa saya,” kata Ruhut di kantor PBHMI Jl P Diponegoro No 16A Menteng Jakarta Pusat, Minggu (20/12). Ruhut mengaku Partai Demokrat dirugikan. Nama putra bungsu Presiden SBY, Edhie Baskoro, Joko Suyanto, Trio Mallarangeng (Andi, Rizal dan Choel) difitnah menerima duit panas Century.[8][9]


“Bangsat!!”

Ulahnya bermula saat Ruhut Sitompul meminta Gayus Lumbuun, tegas memimpin sidang.
“Fraksi sendiri diberi waktu sampai hampir dua jam, fraksi lain hanya sebentar. Saya sampai jam empat pagi sanggup, tapi tolong diatur yang benar. Jangan nanti pimpinan keluar lagi,” teriak Ruhut melalui pengeras suara.
Gayus merasa perlu menanggapi Ruhut.
“Apa pernah lihat saya keluar?” katanya.
Ruhut tiba-tiba kemudian membawa-bawa gelar profesor Gayus dalam adu mulut itu.
“Kalau tidak senang lempar palu ke aku,” tantang Ruhut.
Gayus yang naik pitam meminta Ruhut dikeluarkan dari rapat karena sering bikin gaduh rapat.
“Sudah saya pimpin rapat,” lontar Gayus
“Diam kau bangsat,” umpat Ruhut.


“Potong Organ Tubuh“

Pada 20 November 2009, Ruhut mengeluarkan pernyataan merelakan kupingnya dipotong jika dana bailout Rp 6,7 triliun Bank Century mengalir ke Partai Demokrat dan Presiden SBY.

“Tidak ada kaitannya SBY dan Demokrat dengan aliran dana Bank Century. Kalau ada, potong kuping Ruhut Sitompul,“.

Berdekatan dengan pernyataan itu, Ruhut juga menyatakan lehernya siap ditebas pedang jika putra kesayangan SBY, Edhie Baskoro (Ibas) juga menikmati ‘uang haram’ Kasus Bank Century.

“Kalau Ibas terima Rp 500 Miliar, potong leher saya,“.

Tak cukup sekali saja, mantan politisi Golkar ini kembali merelakan lehernya ditebas jika Ketua Pansus Hak Angket Century tidak diduduki oleh Idrus Marham, pendatang baru di Hak Angket Century.

“Nggak mungkin oposisi (jadi ketua Pansus). Potong Leher saya. Ya buat apa dong koalisi. Ini kan kasihan rakyat. Ini hanya sinetron politik,” Ruhut kembali menjaminkan lehernya saat rapat pemilihan Ketua Pansus Angket Century di DPR, Jumat (5/12/2009).

Idrus Marham terpilih menjadi ketua Pansus karena menang mutlak dalam voting dengan memperoleh 19 suara.[7]


Dalam proses saya menonton TV One mengenai Pansus Century, saya melihat gaya bicara elegan, clear dan terpola dari Pak Anas dan seluruh politisi lain, dengan tujuan untuk mendukung atau mendiskreditkan Kasus Century. Bisa diingat juga siapa yang mendukung dan menolak Pansus Century mungkin awal usul hak angket ini bisa menjadi dasar apa gerakan tiap fraksi di Pansus. Demikian juga bisa menyimpulkan ramainya persidangan dan silang pendapat sebenarnya antara siapa dan siapa. Terakhir uang itu, 6,7 trilliun terjawabkah? Moga-moga ya.



Updated Statemen Ruhut :

Tidak enak mengkritisi Bendera (ada Maruarar Sirait)..

‘Saya nggak enak menyebut ini. Sebab, ini adik-adik saya juga. Ada nama Sirait,” kata Ruhut.

Maruarar Sirait, dari anggota Pansus dari Fraksi PDIP langsung bereaksi. ”Langsung saja sebut nama saya di situ,” kata Ara.

Suasana mulai gaduh karena Ara menanyakan komitmen Pansus yang tidak boleh memberi penilaian terhadap nama orang.

”Saya minta ketua memutuskan. Kalau kita boleh menilai dan mengomentari orang, maka saya juga akan lakukan itu,” kata Ara yang langsung disusul dengan kegaduhan


Saya menyampaikan apresiasi buat Maruarar Sirait (Ara) yang bisa tenang dan tertata saat melayani Ruhut. Ara menunjukkan kematangan di usia muda. Berbeda dengan ‘Poltak’, Ara sepertinya bisa cukup tenang dalam menghadapi Ruhut kan?



Ada lagi statemen lagi nih :

Tentang Susno Duadji (mantan Kabareskrim Mabes Polri)

“Tolong kawan-kawan di Pansus jangan berpolitik. Jangan cerita soal prestasi Susno. Kita tidak equal. Tolonglah kita, jangan ajari ikan berenang, dan burung terbang. Ya, kalau (burung) yang tidak bisa terbang, ya burung kita-kita ini,” ujar Ruhut.

Tidak pantas dikeluarkan di Forum Pansus Bank Century. Ruhut lebih pantas jadi Pengacara yang konfrontir dengan Jaksa, Preman jalanan, dll. Entah kenapa bisa duduk di Pansus Century, jangan-jangan ada agenda ya? Bak sepakbola, Genarro Gattuso punya peran khusus, perannya cukup penting dalam tim. Tetapi masak Fraksi Partai Demokrat butuh ‘Genarro Gattuso’?



Minggu 24 Januari 2010

Hobi Ruhut (saat ini sedang berbakti atau mengerjakan hobi bang?)

“Saya hanya menginterupsi orang yang kalau ngomongnya diteruskan, akan terlihat bodoh. Sebenarnya saya ini pelawak. Pelawak yang punya hobi sinetron, hobi politik dan hobi lawyer,” ungkap Ruhut dengan nada berkelakar.



Kamis 28 Januari 2010

Ruhut adalah contoh bagi Anggota DPR lain (dalam kasus naik gaji)

“Kalau benar naik, kerja anggota DPR harus makin baik seperti saya, anggota Pansus berangkat paling pagi pulang paling akhir. Semua harus contoh saya dibandingkan anggota lain,” kata Ruhut di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (28/1/2010).

Meski ada rencana kenaikan, Ruhut mengaku belum menerima gaji sebagai anggota dewan selama dua bulan. “Mana naik? Saya belum terima gaji dua bulan,” katanya.

Dengan adanya kenaikan gaji Ruhut meminta rekan-rekannya untuk lebih berdisiplin dalam bekerja. “Kita harus kerja sunguh-sunguh. Jangan lupa dengan konstituen. Itu rakyat yang milih kita supaya tidak kecewa,” katanya.




Updated 08 Februari 2010, Ruhut merespon pernyataan Adnan Buyung Nasution, begini kronologinya :

Pernyataan Adnan Buyung berikut :


Presiden harus bertanggung jawab

“Presiden harus jantan mengatakan saya yang bertanggung jawab. Saya ingin menunjukkan sikap jantan sebagai presiden, apalagi kabinet kita sebagai presidensial. Kalau tidak jantan, tentu jangan menjadi leader,” ujar pengacara senior berambut perak ini.

Menurut Buyung, dalam sistem presidensial menteri-menteri tidak bisa bertanggungjawab secara per individu. Siapapun yang salah, baik itu Boediono maupun Sri Mulyani, menurut Buyung, SBY lah yang tanggung jawab.

“Siapapun yang salah dalam masalah ini, apakah Sri Mulyani atau Boediono kalau ini menyangkut pertanggungjawaban politik itu kepada presiden,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, jikalau SBY tidak terkait dengan kasus ini, dia harus segera melakukan tindakan.

“Dia harus memberi tindakan lebih dulu, itu kebijakakn politik. Jangan seperti masalah Bibit-Chandra, minta tolong tim 8,” terang Adnan Buyung.


Diresponi oleh Ruhut Sitompul :

Buyung ‘Cucak Rowo’

Ruhut Sitompul kembali memberi ‘pelajaran’ pada mereka yang mengkritik SBY. Kali ini Ruhut meminta Adnan Buyung Nasution yang mendesak agar SBY jantan soal Pansus Century, tidak banyak berbicara.

“Biar Buyung tahu diri dikit. Dia perlu dikasih pelajaran. Jangan ngoceh terus, ngoceh kayak cucak rowo,” ujar Ruhut di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (8/2/2010).

Ruhut lantas mengungkit masa lalu Buyung. “Kalau aku dengar statemen Buyung, aku sudah malu. Dia teman saya, terlepas dia pernah ke Belanda dapat sanksi dari Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Pak Soeharto,” kata pria yang rambutnya dikuncir kecil ini.

Wartawan yang mendengar Ruhut selip lidah menyoraki Ruhut. Ruhut buru-buru mengoreksi. “Iya, Partai Golkar,” ujarnya.

Ruhut juga membandingkan Buyung dengan profesor tata negara tersohor di Indonesia yakni Prof HAS Natabaya. Menurut Natabaya, SBY tidak perlu dipanggil dalam rapat Pansus Angket Century.

“Profesor Natabaya dulu pernah bilang, jangankan SBY, JK saja tidak perlu hadir. Tidak ada hubungannya. Oleh karena itu Buyung tidak perlu didengar, Ruhut yang mengatakan,” tegas pemeran Poltak dalam sinetron Gerhana itu.



Kemudian minta disambut karpet merah di Makassar :


“Konstituen saya minta Pak Ruhut yang ke Makassar,” kata anggota pansus dari Fraksi Hanura Akbar Faisal menyampaikan masukannya dalam rapat pansus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (8/2/2010).

Mendengar namanya disebut, Ruhut Sitompul pun senang. Ruhut segera menginterupsi. “Asal saya disambut karpet merah saya akan datang ke Makassar,” kata Ruhut sambil tertawa, disambut tawa anggota pansus lain.


Sungguh semakin menunjukkan, watak nya…

Bookmark and Share

Tidak ada komentar: